Perlukah Tetesan Darah Keperawanan di Malam Pertama Pernikahan? 0 comments

“Tidak perlu!” jawaban tegas seakan terlontar dari mulut mayoritas remaja (63 persen) yang disurvei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tetes darah keperawanan kebanyakan remaja saat ini pertama mengalir bukan di malam pertama pernikahan, tapi di malam pertama pacaran. Tak peduli apakah saat mereka pacaran itu masih sekolah SMA atau malah SMP. Bukan itu saja, tetesan darah lain juga mengalir saat pacaran: tetesan darah bayi yang digugurkan.


Jawa Pos edisi Minggu 21 Desember 2008 melaporkan hasil survei BKKBN terbaru (2008) sebagai berikut:

Remaja Cicipi Seks Capai 63 Persen
Data Terbaru dari BKKBN

SERANG - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengaku prihatin dengan kondisi moral remaja Indonesia. Menurut hasil survei yang diterima lembaga tersebut, 63 persen remaja di Indonesia pada usia antara SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Ironisnya, 21 persen di antaranya dilaporkan melakukan aborsi.

”Hasil survei terakhir itu dilakukan di 33 provinsi sepanjang 2008 dan itu dikuatkan pengakuan mereka sebagai subjek,” kata Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN M. Masri Muadz kepada Jawa Pos kemarin (20/12).

Masri mengatakan, persentase remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berdasar data penelitian pada 2005-2006 di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, angka itu sempat berada pada kisaran 47,54 persen. Namun, hasil survei terakhir 2008 meningkat menjadi 63 persen. ”Perilaku seks bebas remaja saat ini sudah cukup parah. Peran agama dan keluarga sangat penting untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebut,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang mendorong remaja usia sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah. Di antaranya, pengaruh pergaulan bebas, faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut, serta pengaruh perkembangan media massa.

Dengan perilaku seperti itu, remaja sangat rentan terhadap risiko kesehatan, seperti penularan penyakit HIV/AIDS, penggunaan narkoba, serta penyakit lain. Sebab, data Departemen Kesehatan hingga September 2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, 54 persen adalah remaja.

Saatnya bermawas diri bagi yang punya keluarga dengan usia di atas kecuali kalau memang Anda begitu tidak peduli dengan semua itu.

Read Next . . . .

4 Pemijat Balikpapan Tertangkap Bawa Sabu 0 comments



BALIKPAPAN, JUMAT - Empat pekerja salah satu panti pijat di Balikpapan, Rabu (29/10) tertangkap membawa shabu-shabu (SS). Jajaran Polresta Balikpapan dari Satuan Reserse Narkoba (Sat Reskoba) menangkap para tersangka, ketika keempatnya usai melakukan transaksi di kawasan Ruko Bandar Balikpapan.

Menurut Kepala Satuan (Kasat) Reskoba Polresta Balikpapan, Ajun Komisaris Made Yudana di Balikpapan, Jumat, empat tersangka ini berinisial F (22), warga Gunung Sari Ilir Balikpapan Tengah, A (29) warga Jalan Mayjen Sutoyo Balikpapan Selatan, R (19) warga Jalan Telindung Balikpapan Utara dan F (21) warga Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan Selatan.

Artikel terkait:
  • Wartawan Pemilik Sabu Sabu Dicokok Polisi
  • Seorang perwira polda Sulut terlibat sabu-sabu
  • Pemecatan wakil rakyat penyabu tunggu proses hukum
  • Berita photo gagalkan penyeludupan sabu
  • Pabrik SS Surabaya digerebek


    Dari hasil penangkapan ini polisi mengamankan barang bukti berupa 1 paket shabu-shabu seberat 0,25 gram di dalam kotak rokok. "Penangkapan ini bermula dari infomasi masyarakat mengenai adanya transaksi narkoba, selanjutnya kita bergerak melakukan penyelidikan dan menangkap para tersangka, ketika mereka usai melakukan transaksi," kata Made.

    Akibat perbuatannya, para tersangka dikenakan pasal 71 dan atau pasal 62 UU RI No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

    Sumber: Kompas

  • Read Next . . . .

    12 Ledakan Bom di India, 61 Tewas 0 comments

    Berlangsung Serentak di Negara Bagian Assam

    AP photo/Anupam Nath / Kompas Images
    Para pengacara yang mendatangi lokasi ledakan bom di dekat sebuah pengadilan di Guwahati, Negara Bagian Assam, India, Kamis (30/10), melancarkan protes atas serangkaian ledakan bom yang melanda negara bagian itu. Ledakan 12 bom secara serentak di Assam menewaskan 61 orang dan mencederai ratusan orang.

    Artikel Terkait:

    • 11 Ledakan Bom Tewaskan 30 Orang di India


      GUWAHATI,KAMIS-Serangkaian ledakan bom mengguncang kota-kota di Negara Bagian Assam, India timur laut, Kamis (30/10), menewaskan sedikitnya 61 orang dan mencederai lebih dari 300 orang. Rangkaian ledakan bom itu memaksa polisi setempat bekerja keras mencari bom-bom yang belum meledak.

      Kepolisian mengatakan, semuanya ada 12 ledakan dalam jangka waktu satu jam. Lima ledakan di antaranya terjadi di Guwahati, ibu kota negara bagian itu.

      Ledakan bom terbesar terjadi dekat Kantor Menteri Besar Negara Bagian Assam. Ledakan ini menelan sejumlah korban tewas. Mobil dan motor yang terkoyak- koyak bertebaran di jalan.

      Tayangan televisi memperlihatkan petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air dalam upaya memadamkan api yang membakar mobil dan motor. Lokasi ledakan ini merupakan kawasan keramaian.

      Orang-orang yang spontan memberikan pertolongan menarik korban cedera atau tewas dan memasukkannya ke mobil yang segera meluncur ke rumah sakit. Polisi menutupi para korban yang tubuhnya terbakar dengan kain putih dan membiarkan begitu saja di jalanan.

      Sedikitnya 300 orang cedera dalam 12 ledakan itu, sebagian besar karena bom. Sedikitnya satu korban cedera akibat granat tangan.

      ”Area ini sedang padat manusia, karyawan kantor, pembelanja, dan penjual, ketika ledakan bom berkekuatan besar ini terjadi,” kata saksi mata Arindam Das. Dia sedang berbelanja di salah satu pasar yang menjadi sasaran serangan bom.

      ”Sebagian besar bom dipasang di tempat ramai, seperti pasar dan kompleks perkantoran. Ini memperlihatkan bahwa pelakunya menginginkan korban yang banyak,” kata Menteri Kesehatan Assam Himanta Biswa Sarma.

      Belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangkaian bom yang sebagian besar meledak di pasar yang ramai itu. Ledakan satu dengan lainnya hanya berselang beberapa menit.

      Kelompok separatis

      Negara Bagian Assam dikenal dengan kehadiran puluhan kelompok separatis militan yang sejak lama memerangi pemerintah. Juga terjadi benturan di antara kelompok-kelompok ini.

      Sedikitnya 61 orang dilaporkan tewas dalam ledakan itu. Subhash Das, pejabat senior pada Kementerian Dalam Negeri Assam, menegaskan, sekitar 25 orang tewas dalam lima ledakan di Guwahati. Puluhan orang juga tewas dalam ledakan di Distrik Kokrajhar dan kota Barpeta.

      Puluhan orang yang marah atas ledakan bom itu kemudian turun ke jalan di Guwahati, menyerang mobil polisi dan bus umum. Polisi menerapkan jam malam dan menutup jalan masuk dan keluar dari daerah ledakan.

      Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab walau pejabat negara bagian mengatakan mungkin itu kerja pemberontak Front Pembebasan Bersatu Asom (ULFA), yang menginginkan daerah merdeka, tetapi tak didukung sebagian besar warga.

      Puluhan kelompok separatis aktif di India timur laut, sebuah wilayah isolasi antara Banglades, Bhutan, China, dan Myanmar. Hanya koridor sempit yang menghubungkannya dengan bagian India yang lain. (AP/DI)
    Sumber: Kompas


    Read Next . . . .
    Terima kasih banyak sudah melihat Blog Anak Ulu Rawas, bagi sobat yang pengen konsultasi, berbagi cerita, pengalaman, bahkan berbisnis silahkan langsung klik icon yahoo messanger saya di bawah photo yach .....